Stefani Teria Salhuteru Melawan Krisis di Maluku dengan Kuas dan Kelestarian

 

1 - Stefani Teria Salhuteru
Stefani Teria Salhuteru, Penerima Apresiasi Astra SATU Indonesia Awards 2022 Provisi Maluku kategori Lingkungan (Sumber: Situs Moluccas Coastal Care)

Di Maluku, tempat gugusan pulau bagaikan taburan zamrud di khatulistiwa, riak-riak ombak tak pernah lelah menari di antara garis pantai. Cahaya mentari pagi tak henti menyinari perairan jernih yang memeluk Ambon hingga Banda Neira, menjadi saksi bisu kekayaan rempah dan laut yang tak tertandingi. Namun, di balik pesona yang menggugah itu, tersimpan kerentanan, ancaman sampah plastik, erosi, dan krisis iklim perlahan menggerogoti pesisir.

Di tengah perjuangan pelik ini, muncullah satu nama yang menjadi jembatan solusi. Stefani Teria Salhuteru, pendiri Moluccas Coastal Care (MCC) dan penerima Apresiasi Astra SATU Indonesia Awards 2022 Provinsi Maluku kategori Lingkungan.

Stefani adalah seorang sarjana perikanan (S.Pi) yang seharusnya sibuk dengan manajemen tangkapan laut atau biologi ikan. Namun, ketika ia mendirikan Moluccas Coastal Care, solusi yang ia bawa jauh melampaui jaring dan pukat. Dari kantor pusat di Wainitu, Nusaniwe, Kota Ambon, hingga Rumah Belajar di Kampung Baru, Banda Neira, program MCC justru melibatkan kelas seni, penanaman pohon harapan, hingga pembangunan rumah pengering cengkeh.

Stefani menyadari bahwa krisis di pesisir tidak bisa dituntaskan hanya dengan ilmu perikanan, melainkan harus dengan ilmu manusia. Ia menerapkan prinsip sinergi lintas bidang – menggunakan seni untuk edukasi, kearifan lokal untuk mobilisasi, dan ekonomi untuk keberlanjutan. Kisah ini merupakan analisis mendalam tentang bagaimana seorang S.Pi mampu merajut konservasi dan kesejahteraan di Timur Indonesia.

***


Fondasi Sosial dan Tradisi Maluku

Stefani membangun MCC di atas fondasi yang kokoh, yakni budaya lokal. Ia memahami bahwa tanpa persetujuan hati dan kepemilikan komunitas, konservasi alam hanyalah program sementara yang mudah rapuh. Oleh karena itu, program MCC sangat berakar pada kearifan Maluku yang menunjukkan kedalaman analisis sosialnya.


A. Mengorganisir Kearifan: Kalesang School

2 - Kalesang School
Kalesang School (Sumber: Instagram Moluccas Coastal Care)

Inti dari pendidikan MCC ada di Kalesang School (Katong Lestarikan Kampong). Kata Kalesang dalam bahasa lokal berarti peduli atau memelihara. Dengan menjadikan kata ini sebagai nama sekolah, Stefani ingin langsung menanamkan nilai budaya lokal ke dalam kurikulum lingkungan.

Kalesang School bukan sekadar tempat belajar formal. Ini adalah pusat edukasi di desa dan pulau terpencil, tempat anak-anak diajarkan bukan hanya tentang bahaya sampah, tetapi bagaimana menjaga kampong (desa) adalah tradisi yang diwariskan oleh leluhur.

Meskipun sederhana, kurikulum yang diperkenalkan bertujuan jangka panjang guna menumbuhkan sense of belonging yang kuat. Stefani mentransfer pemahaman ilmiah tentang laut menjadi tanggung jawab moral dan budaya demi memastikan konservasi dapat dipandang sebagai bagian dari identitas Maluku, bukan proyek dari luar daerah.


B. Menghidupkan Kembali Penjaga Pesisir: Kewang Muda Maluku

3 - Kewang Muda Maluku
Kewang Muda Maluku (Sumber: Situs Moluccas Coastal Care)

Stefani juga menghidupkan kembali peran adat melalui program Kewang Muda Maluku. Kewang adalah institusi tradisional Maluku yang berperan sebagai penjaga adat hutan dan laut. Kewang mempunyai otoritas lokal untuk mengatur pemanfaatan sumber daya alam (SDA), seperti musim panen, sehingga menjamin keberlanjutan.

Melalui Kewang Muda Maluku, MCC mentransformasi tradisi ini menjadi program pemberdayaan pemuda yang lebih modern. Para pemuda setempat tidak hanya dibekali dengan ilmu konservasi, tetapi juga kepemimpinan. Mereka menjadi generasi penerus “penjaga” yang memahami ilmu perikanan terkini sekaligus menjunjung tinggi hukum adat. Inilah bukti nyata strategi Stefani, ia tidak mengganti tradisi, melainkan memperkuatnya dengan ilmu pengetahuan supaya sesuai dengan perubahan dan ancaman di abad ke-21.

###


Solusi Multidisiplin: Dari Kuas hingga Kesejahteraan

Keunikan MCC terletak pada portofolio programnya yang multi-sektor, di mana mencerminkan pemahaman Stefani bahwa kemiskinan dan ketidakpedulian ekonomi adalah akar dari kerusakan lingkungan di pesisir.


A. Konservasi Emosional dan Aksi Massa

Stefani menemukan bahwa data ilmiah dan larangan konservasi sering kali gagal menyentuh hati. Ia memerlukan strategi yang lebih emosional dan visual.

1. Moluccan Color Art Class

4 - Moluccan Color Art Class
Moluccan Color Art Class (Sumber: YouTube Moluccas Coastal Care)

Seni digunakan sebagai media untuk menanamkan kesadaran lingkungan. Anak-anak di Maluku diajak mengekspresikan imajinasi mereka menggunakan warna, bentuk, dan yang paling penting adalah material daur ulang. Stefani berhasil mengubah sampah, dari masalah menjadi sumber daya kreatif, guna menciptakan siklus di mana aksi lingkungan menghasilkan edukasi yang menyenangkan.


2. Si Kuda Laut dan Kampanye

5 - Si Kuda Laut
Program Si Kuda Laut (Sumber: Instagram Moluccas Coastal Care)

Program aksi bersih-bersih (clean-up) Si Kuda Laut (Clean-Up for Land and Sea) terhubung erat dengan Moluccan Color Art Class. Limbah plastik yang dihimpun dalam aksi ini kemudian menjadi materi seni. Selain itu, kampanye lingkungan (Environmental Campaigns) dan platform diskusi EcoTalk memobilisasi kaum muda dan publik untuk mendialogkan isu lingkungan dengan pemangku kebijakan. Ini menunjukkan kemampuan Stefani dalam melakukan advokasi dan relasi publik yang terstruktur.


B. Mengamankan Ekonomi Petani: Jembatan Perikanan ke Pertanian

Latar belakang pendidikan Stefani di bidang perikanan mengajarkan dirinya tentang rantai makanan yang rapuh. Namun, sebagai seorang yang terdidik dengan gelar Magister Sains (M.Si), ia tahu bahwa konservasi laut tidak akan berhasil jika masyarakat di darat, yang sering kali juga berprofesi sebagai petani rempah tidak sejahtera.

Stefani mengidentifikasi masalah utama di daerahnya, yakni ketahanan pangan dan kualitas produk.

1. Seed House dan Tree of Hope

6 - Program Seed House
Program Seed House (Sumber: Situs Moluccas Coastal Care)

Program Seed House mengembangkan pembibitan tanaman lokal untuk mendukung pertanian berkelanjutan di pulau-pulau terpencil demi meningkatkan kemandirian pangan. Ini sejalan dengan program Tree of Hope untuk restorasi, yang memberikan harapan jangka panjang bagi komunitas dan melindungi daerah tangkapan air.


2. Agricultural Drying House

7 - Agricultural Drying House
Agricultural Drying House (Sumber: Situs Moluccas Coastal Care)

Program ini adalah langkah MCC dalam memitigasi kerusakan pesisir. Drying House bertenaga surya atau rendah teknologi membantu petani dalam meningkatkan mutu dan masa simpan komoditas unggulan Maluku, seperti cengkeh dan kenari. Dengan meningkatkan nilai jual produk, maka ekonomi pertanian menjadi stabil. Ketika ekonomi pertanian stabil, petani tidak lagi merasa tertekan untuk membuka lahan secara sembarangan yang berpotensi menyebabkan erosi, sedimentasi, dan polusi di laut. Artinya, Stefani secara langsung menghubungkan kualitas cengkeh dengan kesehatan pesisir Maluku.

###


Dampak Penghargaan dan Warisan Keterpaduan

8 - Stefani saat Melakukan Advokasi kepada Pemerintah Daerah
Stefani saat Melakukan Advokasi kepada Pemerintah Daerah (Sumber: Instagram Moluccas Coastal Care)

MCC adalah perwujudan konkret dari bagaimana pendidikan tinggi tidak akan pernah sia-sia, asalkan digunakan dengan dedikasi dan komitmen. Stefani menggunakan ilmu perikanan untuk mengetahui apa yang harus dilindungi di Maluku, serta ilmu dari jenjang pascasarjana untuk mengetahui bagaimana cara melindunginya melalui seni, penguasaan, dan ekonomi.


A. Validasi Melalui Apresiasi SATU Astra Indonesia

Pengakuan atas model konservasi yang unik ini datang melalui Apresiasi SATU Astra Indonesia Awards 2022. Penghargaan ini bukan hanya sekadar seremonial, melainkan validasi institusional atas model kerja Stefani. Ini memberikan modal tak ternilai dalam menjalin kolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda), mitra korporasi, dan lembaga donor yang semakin mencari program berkelanjutan dan berbasis komunitas.

Penghargaan tersebut menegaskan bahwa kolaborasi multi-sektor yang dibawa MCC untuk menyatukan ketahanan pangan, seni, dan kearifan lokal dalam satu bingkai konservasi adalah jalan benar dan telah diakui secara nasional.


B. Warisan untuk Merajut Kembali Komunitas dan Alam

Moluccas Coastal Care yang berkantor pusat di Ambon dan berakar kuat di Banda Neira merupakan bukti bahwa solusi konservasi alam yang paling efektif ialah model kerja yang paling inklusif. Stefani Salhuteru telah menciptakan sebuah Warisan untuk Merajut Kembali Alam yang menjadi role model bagi para sarjana muda Indonesia, terutama dari kawasan Timur.

Ia menunjukkan bahwa memperjuangkan lingkungan berarti memperjuangkan martabat dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. MCC membuktikan bahwa kepedulian terhadap pesisir di Maluku memerlukan lebih dari sekadar ilmu perikanan, ini membutuhkan hati seorang seniman, kecerdasan seorang yang strategis, dan komitmen seorang pejuang lokal. Warisan ini adalah pesan nyata bahwa perubahan dimulai dari keberanian untuk tidak memilih satu bidang ilmu, tetapi merangkul semuanya demi kebaikan bersama.

***

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

0 komentar